Selasa, 05 Desember 2017

TOP BANGET!! Resep Ayam Pelalah Khas Bali


Ayam Pelalah merupakan salah satu masakan khas daerah Bali yang dimana masakan ini menggunakan bahan dasar ayam yang kemudian daging ayamnya tersebut disuwir-suwirkan dan ditambahkan dengan campuran bumbu halus.
Resep Ayam Pelalah ini menjadi salah satu masakan yang cukup populer dikalangan masyarakat karena memang rasa yang dimiliki dari masakan ini cukup berbeda dengan resep masakan bali lainnya.


Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat ayam pelalah bali :
  • 2 buah Dada Ayam
  • 1 buah Jeruk Nipis, kemudian anda ambil airnya

Bumbu yang dihaluskan :
  • 5 buah Bawang merah
  • 6 siung Bawang Putih
  • 3 cm Kencur
  • 3 cm Lengkuas
  • 3 butir Kemiri
  • 3 cm Kunyit
  • 2 batang Serai, kemudian anda iris halus
  • 1 lembar Daun Salam
  • 4 buah Cabai Rawit
  • 1 sendok the Garam
  • 25 gram Gula Merah

Bahan untuk sambal :
  • 5 buah Bawang Merah, kemudian anda iris halus dan goreng kering
  • 5 siung Bawang Putih, kemudian anda iris halus dan goreng kering
  • 3 buah Cabai Merah, kemudian anda iris halus dan goreng
  • 1 buah Tomat
  • 1 sendok teh Terasi Goreng
Nah setelah anda menyiapkan semua bahan dan bumbu yang diperlukan, silahkan anda simak bagaimana cara membuat ayam pelalah khas bali ini.

Cara membuat resep ayam pelalah bali :
  1. Pertama anda olesi terlebih dahulu ayamnya dengan bumbu yang sudah dihaluskan hingga rata.
  2. Kemudian anda bakar diatas bara arang hingga matang dan beraroma harum.
  3. Nah selanjutnya anda dinginkan dan suwir-suwir daging ayamnya, sisihkan.
  4. Setelah itu anda uleg/haluskan bahan-bahan untuk sambal, dan beri sedikit perasan air jeruk nipis. Kemudian anda aduk hingga rata.
  5. Nah proses terakhir yaitu anda campurkan bumbu sambalnya tadi dengan ayam suwir, kemudian anda aduk-aduk hingga rata.

Nah seperti itulah proses pembuatan ayam pelalah khas Bali ini, silahkan anda mencobanya sendiri didapur ya. (DW)
Selamat mencoba.
Resep Sate Ayam Lilit khas Bali. 
Dijamin ketagihan!



Bahan-bahan


  1. 1/4 kg ayam giling
  2. 1/4 buah kelapa parut
  3. 25 batang sereh
  4. 4 siung bawang merah
  5. 3 siung bawang putih
  6. 1 butir kemiri
  7. 1 buah cabai merah
  8. 3 buah cabai rawit
  9. 1 ruas jahe
  10. 1 ruas kunyit
  11. 1/2 ruas kencur
  12. 1/2 ruas laos
  13. 1/4 sendok teh ketumbar
  14. 1/4 sendok teh terasi
  15. 1/4 sendok teh gula merah
  16. secukupnya garam

Langkah

30 menit
  1. 1. Ulek (atau blender) hingga halus bahan-bahan berikut : bawang merah, barang putih, cabai, jahe, kunyit, kencur, laos, kemiri, ketumbar, terasi dan gula merah. di bali ini sebut basa genep.
  2. 2. Tumis bumbu halus disertai garam dan 1 buah serai yang telah dimemarkan hingga harum.
  3. 3. Campurkan bumbu halus, daging ayam giling, dan kelapa parut. uleni adonan hingga kalis. lilitkan adonan pada batang serai. lalukan hingga adonan habis

  4. 4. Siapkan panggangan. gunakan daun pisang sebagai alas agar sate tidak menempel pada panggangan. panggang semua sisi hingga matang.

  5. 5. Sate ayam lilit khas bali siap dihidangkan. bisa disertai sambal matah : campur irisan tipis bawang merah, sereh, dan cabai rawit, garam, dan sedikit minyak kelapa.

Tari Legong Bali


Legong merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan "gong" yang artinya gamelan. "Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.

Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua. Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap.

Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas.

Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papesonpangawakpengecet, dan pakaad.

Dalam perkembangan zaman, legong sempat kehilangan popularitas di awal abad ke-20 oleh maraknya bentuk tari kebyar dari bagian utara Bali. Usaha-usaha revitalisasi baru dimulai sejak akhir tahun 1960-an, dengan menggali kembali dokumen lama untuk rekonstruksi.



Beberapa tarian Legong
Terdapat sekitar 18 tari legong yang dikembangkan di selatan Bali, seperti Gianyar(Saba, Bedulu, Pejeng, Peliatan), Badung (Binoh dan Kuta), Denpasar (Kelandis), dan Tabanan (Tista)

Legong Lasem (Kraton)
Legong ini yang paling populer dan kerap ditampilkan dalam pertunjukan wisata. Tari ini dikembangkan di Peliatan. Tarian yang baku ditarikan oleh dua orang legong dan seorang condong. Condong tampil pertama kali, lalu menyusul dua legong yang menarikan legong lasem. Repertoar dengan tiga penari dikenal sebagai Legong Kraton. Tari ini mengambil dasar dari cabang cerita Panji (abad ke-12 dan ke-13, masa Kerajaan Kadiri), yaitu tentang keinginan raja (adipati) Lasem (sekarang masuk Kabupaten Rembang) untuk meminang Rangkesari, putri Kerajaan Daha (Kadiri), namun ia berbuat tidak terpuji dengan menculiknya. Sang putri menolak pinangan sang adipati karena ia telah terikat oleh Raden Panji dari Kahuripan. Mengetahui adiknya diculik, raja Kadiri, yang merupakan abang dari sang putri Rangkesari, menyatakan perang dan berangkat ke Lasem. Sebelum berperang, adipati Lasem harus menghadapi serangan burung garuda pembawa maut. Ia berhasil melarikan diri tetapi kemudian tewas dalam pertempuran melawan raja Daha.

Legong Jobog
Tarian ini, seperti biasa, dimainkan sepasang legong. Kisah yang diambil adalah dari cuplikan Ramayana, tentang persaingan dua bersaudara Sugriwa dan Subali (Kuntir dan Jobog) yang memperebutkan ajimat dari ayahnya. Karena ajimat itu dibuang ke danau ajaib, keduanya bertarung hingga masuk ke dalam danau. Tanpa disadari, keduanya beralih menjadi kera., dan pertempuran tidak ada hasilnya.

Legong Legod Bawa
Tari ini mengambil kisah persaingan Dewa Brahma dan Dewa Wisnu tatkala mencari rahasia lingga Dewa Syiwa.

Legong Kuntul
Legong ini menceritakan beberapa ekor burung kuntul yang asyik bercengkerama.

Legong Smaradahana

Legong Sudarsana
Mengambil cerita semacam Calonarang.
Beberapa daerah mempunyai legong yang khas. Di Desa Tista (Tabanan) terdapat jenis Legong yang dinamakan Andir (Nandir). Di pura Pajegan Agung (Ketewel) terdapat juga tari legong yang memakai topeng dinamakan Sanghyang Legong atau Topeng Legong.
Resep Mudah Sambal Matah khas Bali.



Pastinya tidak lengkap jika menyantap masakan Bali tanpa Sambal Matah khas Bali yang nikmat dan mudah cara membuatnya. Sambal Matah juga cocok untuk dipadukan dengan nasi hangat untuk menu sehari-hari. Yuk simak cara mudah membuat Sambal Matah khas Bali!

Bahan-bahan:
  1. 15 bh cabe rawit merah
  2. 8 btr bawang merah
  3. 2 btg sereh ambil bagian dalamnya yg putih
  4. 1 sdm air jeruk nipis
  5. 3 sdm minyak goreng
  6. secukupnya garam , gula

   Langkah-langkah

  1. 1. Cuci bersih cabe, bawang, sereh, daun jeruk purut. 

    2. Iris halus semua bahan dan letakan dalam mangkuk
  2. 3. Tambahkan garam, gula, air jeruk nipis aduk rata sambil ditekan-tekan, boleh menggunakan tangan diremas-remas 
  3. 4. Panaskan minyak makan dalam wajan. Siramkan minyak panas ke dalam campuran cabe. Aduk rata. Sajikan. 

    Mudah bukan cara membuatnya? 



Senin, 04 Desember 2017

Ayam betutu adalah makanan khas Bali yang berasal dari Gianyar namun kini tersebar di seluruh daerah di Bali. Pelopor dari ayam betutu adalah Ni Wayan Tempeh yang berasal dari wilayah Abiansi, kota Gianyar di tahun 1976. Meskipun namanya ayam betutu, namun bahan baku yang digunakan bisa berupa ayam ataupun bebek dan dibungkus menggunakan daun pisang beserta pelepah pisangnya sehingga lebih harum aroma ayamnya. Cara memasaknya pun cukup unik dimana ayam akan diberi bumbu yang dimasukkan ke dalam bagian perutnya kemudian hanya dibakar menggunakan api sekam. Sebelum dibakar menggunakan sekam, bungkusan ayam akan ditanam masuk menuju lubang di dalam tanah dan ditutup menggunakan bara api tersebut. Dibutuhkan waktu berjam-jam untuk memperoleh cita rasa ayam yang empuk, gurih, bau aroma sekam bakaran dan juga cita rasa yang unik karena memang hanya menggunakan sekam api.



Namun cara tersebut sedikitnya mulai ditinggalkan oleh banyak penjual ayam betutu dan mereka memilih untuk menggunakan cara yang praktis sekaligus cepat menggunakan alat masak modern sehingga ayam akan empuk hingga ke bagian tulang. Caranya adalah ayam dibungkus menggunakan daun pisang dan dikukus selama satu jam. Setelah dikukus, ayam kemudian dimasukkan menuju oven dan dipanggang hingga matang. Anda bisa mencoba memasaknya dengan resep ini: Ayam Betutu Khas Bali Yang Lezat.

Oleh sebab itu, ada sedikit kekurangan ayam betutu pada jaman dahulu dengan sekarang dimana aroma bakar-bakaran sekam tidak lagi bisa tercium dan memberikan rasa tambahan pada ayam yang dimasak. Di jaman dahulu, betutu hanya disajikan pada upacara keagamaan saja namun kini semua orang bisa mencicipinya. Namun begitu disajikan harus segera dimakan karena betutu tak tahan lama.


Betutu digunakan sebagai sajian pada upacara keagamaan dan upacara adat serta sebagai hidangan dan di jual. Konsumennya tidak hanya masyarakat Bali tetapi juga tamu manca negara yang datang ke Bali, khususnya pada tempat-tempat tertentu seperti di hotel dan rumah makan atau restoran. Betutu tidak tahan disimpan lama.